MAU JADI FOTOGRAFER KONSER? BACA 6 TIPS INI!

Konser musik sangatlah menarik dan menyenangkan untuk dipotret, apalagi jika musisi yang tampil adalah musisi idola kita. Aksi panggung sang musisi, ditambah dengan tata cahaya menakjubkan, membuat foto-foto konser –yang dipotret dengan benar- mengundang decak kagum orang yang melihatnya. Semakin terjangkaunya harga kamera DSLR saat ini membuat semakin banyak fotografer pemula yang memotret di berbagai konser. Memiliki kamera saja tentu tidak cukup, jadi berikut ini saya simpulkan beberapa tips untuk membantu teman-teman yang ingin menjadi fotografer konser :

1. BANGUNLAH PORTFOLIO-MU

Berbeda dengan profesi lain, seseorang tidak butuh sebuah ijazah untuk membuktikan kemampuannya sebagai fotografer, melainkan sebuah portfolio. Portfolio adalah kumpulan foto terbaik –hanya yang terbaik-  yang kita miliki. Membangun portfolio bisa berarti sama dengan membangun reputasi.

Belajarlah terus. Di internet ada banyak sekali tutorial dan tips yang dibagikan, dan kemudian tergantung pada kita sendiri, mau membacanya atau tidak. Jangan cepat puas.

Lihatlah portfolio fotografer-fotografer konser yang telah memiliki nama besar. Todd Owyoung, Matthew Higgs, Nicole Fara Silver dan Muhammad Asranur adalah beberapa contoh fotografer konser yang hebat. Jadikan foto-foto mereka sebagai acuan portfoliomu sendiri, lalu pergilah ke konser-konser (besar maupun kecil), bawa kamera, dan belajarlah di sana. Upload foto Anda di situs sharing foto seperti Flickr agar dapat diakses banyak orang. Semakin banyak konser yang kita potret, semakin terasah pula skill yang kita miliki.

Untitled
Atas: Portfolio saya. Klik gambar untuk melihatnya.

2. RESPECT. HORMATI PERATURAN KONSER

Beberapa konser besar, terutama dari bila menghadirkan artis dari luar negeri, tidak memperbolehkan penonton mengambil gambar dengan kamera DSLR. Petugas keamanan konser-konser besar tidak segan-segan menyita kamera bahkan menghentikan konser bila peraturan ini dilanggar.

Hormati peraturan yang diberlakukan dalam sebuah konser, dan hal ini berlaku sampai kapanpun. Bila kita tidak boleh membawa kamera, jangan memaksa. Fotografer yang ingin memotret konser tersebut harus memiliki pengenal khusus yang disebut photo pass yang diberikan oleh penyelenggara, dan mereka pasti bekerja untuk sebuah media. Jangan berkecil hati, simpan dulu kameramu. Ingat tips nomor 1 di atas, niscaya suatu saat nanti akan ada media yang membantu Anda mendapatkan photo pass.

3. MULAI DARI YANG KECIL

Mulailah dari bawah, dari konser-konser kecil di kota kita, di kafe-kafe dan tempat yang mengadakan pertunjukan musik secara berkala. Tempat-tempat ini biasanya memiliki tata cahaya yang sederhana, dan hal ini sangat membantu untuk kita yang baru mulai belajar memotret konser. Bila kita telah memiliki cukup skill dalam memotret konser-konser seperti ini, maka kita akan siap untuk memotret panggung yang lebih besar dengan tata cahaya yang lebih menantang.

Vox live @ demajors' Pop Up

Atas: Vega Antares dari Vox, di 365 Eco Bar Jakarta. Klik gambar untuk memperbesar.

4. POTRETLAH IDOLAMU

Bila kita mengidolakan musisi yang kita potret, kita menjadi lebih bersemangat, antusias dalam memotret, dan hal itu akan tergambar dalam foto yang kita hasilkan.

Selain itu, bila mungkin perkenalkanlah diri kepada musisi, penyelenggara dan pemilik tempat konser lokal. Bertemanlah dengan mereka. Sama seperti memotret idola, memotret konser orang-orang yang kita kenal secara pribadi memberikan dorongan yang lebih besar untuk menghasilkan karya foto yang bagus.

KRF_1463

Alex Skolnick (gitaris Testament), salah satu gitaris idola saya saat konser Testament di Kukar Rockin’ Fest, Tenggarong. Klik gambar untuk memperbesar.

5. KAMERA PEMULA = NO PROBLEM

“Oke, saya hanya punya kamera kelas pemula dan lensa biasa”. Tenang, bukan masalah.

Punya kamera dan lensa bagus hanya memudahkan seorang fotografer dari sisi teknis, tapi belum tentu membuatmu jadi fotografer yang lebih baik. Kamera dan lensa mahal juga tidak mengajari kita tentang komposisi dalam sebuah foto atau membuat kita siap mengantisipasi pergerakan musisi di atas panggung.

Bila ada yang cuma bisa bilang foto kita agak noisy atau sedikit kabur, anggap saja itu pujian. Berarti nggak ada komplain untuk komposisi dan tata cahayanya kan..hehehe.

Rock n Roll Mafia

Saya mengambil foto di atas dengan kamera Nikon D5100 dan lensa bawaan kamera. Klik gambar untuk memperbesar.

Saya menyarankan lensa prime 35mm f/1.8 –atau 50mm f/1.8, kalau kamera anda full frame– sebagai lensa berikutnya yang wajib Anda miliki.

6. MEMOTRET UNTUK MEDIA

Seperti yang saya sebut sebelumnya, fotografer yang memotret untuk media dapat memperoleh photo pass. Bila Anda merasa telah memiliki portfolio yang bagus, kirimlah surat elektronik ke berbagai media –majalah atau situs musik- yang isinya menawarkan jasa Anda sebagai fotografer konser. Berikan juga link / tautan ke situs portfolio anda dalam email tersebut, sehingga mereka –para editor- dapat melihat foto-foto terbaik Anda. Bila beruntung, Anda akan mendapat surat tugas sebagai kontributor. Surat tugas dari media itulah yang akan membantu Anda dalam mendapatkan photo pass. Memiliki photo pass, berarti anda sudah naik kelas sebagai fotografer konser, sudah bukan pemula lagi. Selamat memotret! 🙂

Penampakan Photo Pass
 
Beberapa halaman media yang mempublikasikan foto saya :

Rollingstone.co.id : Konser Tulus dan Maliq & D’Essentials di Pesta Perayaan 9 Tahun Rolling Stone Indonesia

Rollingstone.co.id : Vox, D’Jenks, Crayola Eyes, Ramayana Soul di 365 Eco Bar Jakarta

Rollingstone.co.id : Konser Kylesa di Jakarta

 

Sumber :

Todd Owyoung. 6-Tips Every New Music Photographer Should Know. http://www.ishootshows.com/2010/12/15/6-tips-new-music-photographer/


Leave a comment